NOVA ELIZA
“Menikmati
Pokek Nova di tempat Fitness”
Suatu hari cutiku di Bandung, aku menyempatkan diri untuk fitness, menjaga kondisi tubuhku. Aku kerja di Jakarta, di sebuah event organizer ternama. Hampir setiap dua hari sekali sehabis pulang kerja aku fitness di sebuah hotel, dengan peralatan fitness yang lengkap. Maklum, pekerjaanku membutuhkan vitalitas tinggi. Maka walaupun libur di Bandung, atau tepatnya pulang ke kampung halaman, aku tidak pernah melewatkan olahragaku yang satu ***** O ya, aku Aryo, biasa dipanggil Ary. Usiaku 30 tahun, dan belum menikah. Tentunya hal ini merupakan keuntunganku untuk bisa menikmati masa bujang lebih lama, having fun dan get a life.
Sebenarnya
tujuan fitnessku semula iseng, ingin melihat wanita-wanita sexy berpakaian
ketat (baju senam), tapi akhirnya terasa manfaatnya, otot perutku rata, bisep
dan trisepku terbentuk, hingga membuatku percaya diri. Tapi tentunya kegiatanku
ngeceng wanita berpakaian sexy tidak pernah kulewatkan. Sambil menyelam minum
air.. he he hee.
Ok, akhirnya
kupilih sebuah hotel di bilangan Asia Afrika. Aku membiasakan tidak langsung
pulang ke rumahku.
Satu hari cutiku, kumanfaatkan untuk menikmati Bandung sendirian, daripada dengan orang-orang rumah. Orang tuaku termasuk old fashion, yang penuh dengan aturan ketat, walaupun ku sadar hal itulah yang dapat membuatku hidup mandiri.
Satu hari cutiku, kumanfaatkan untuk menikmati Bandung sendirian, daripada dengan orang-orang rumah. Orang tuaku termasuk old fashion, yang penuh dengan aturan ketat, walaupun ku sadar hal itulah yang dapat membuatku hidup mandiri.
Hari itu masih
sore sekitar pukul 16. 30. Setelah aku cek in dan beristirahat sebentar,
kumanfaatkan fasilitas fitness gratisku. Aku mulai mengganti bajuku dengan
celana pendek dan t-shirt tanpa lengan.
Ketika aku
memasuki ruang fitness, aku melihat sekeliling, masih agak kosong. Hanya ada
beberapa pria di beberapa alat. Hmm, this is not my lucky day, pikirku sambil
berjalan menuju sepeda statis. Ku kayuh sepeda itu sekitar lima menit dan
beralih ke beberapa alat lainnya.
Sepuluh menit
menjelang pukul lima sore, satu, dua wanita masuk. Ok, this isn’t my unlucky
day after all. Aku makin semangat menarik beban. Diikuti beberapa wanita
lainnya, yang tentunya berpakain senam, warna-warni, ada yang memakai celana
panjang cutbray dan kaos ketat, short pants dan atasan model sport bra,
menambah indahnya pemandangan tempat fitness tersebut. Beberapa di antara
mereka ada yang duduk, ada yang ngobrol, cekikikan, dan mencoba beberapa alat.
Oh, mungkin mereka mau ber-aerobic, pikirku.
Betul saja
ketika seorang wanita berpakaian seperti mereka masuk dan menotak-ngatik tape
compo, dan terdengarlah suara musik house dengan tempo cepat. Masing-masing
mereka menyusun barisan dan mulai bergerak mengikuti instruktur. Gerakan demi
gerakan mereka ikuti. Masih pemanasan.
Tiba-tiba
seorang wanita masuk, sangat cantik dibanding mereka, tinggi 165 kira-kira,
rambut panjang diikat buntut kuda, memakai pakaian senam bahan lycra mengkilat
warna krem dengan model tank top dan g-string di pantatnya. Bongkahan pantatnya
tertutup lycra ketat warna krem lebih muda, sehingga menyerupai warna kulit
tangannya yang kuning langsat hingga kaki yang tertutup kaos kaki dan sepatu.
Woow, sangat seksi. Tak sengaja kulihat bagian dadanya karena handuk yang
menggantung di pundak ditaruhnya dikursi dekat dengan alat yang kupakai.
Tonjolan putingnya terlihat jelas sekali, menghiasi tonjolan indah yang
kira-kira 36 b ukurannya. Sedikit melirik ke arahku lalu akhirnya mencari
barisan yang masih kosong dan mengikuti gerakan instruktur. Dadaku berdegup
kencang pada saat dia melirik walaupun hanya sedetik.
Gerakan demi
gerakan instruktur diikutinya, mulai dari gerakan pemanasan hingga gerakan
cepat melompat-lompat sehingga bongkahan payudaranya bergerak turun naik.
Batangku mulai membengkak seiring dengan lincahnya gerakan si dia. Mataku terus
tertuju pada si dia. Posisiku kebetulan sekali membentuk 45 derajat dari
samping kirinya agak ke belakang. Hmm betapa beruntungnya diriku. Hingga
akhirnya dia melakukan gerakan pendinginan. Keringat membasahi bajunya,
tercetak jelas di punggung dan dadanya, sehingga tonjolan puting itu terlihat
jelas sekali, ketika dia memutar badan ke kiri dan ke kanan.
Hingga akhirnya
aku dibuat malu. Ketika aku memperhatikan dia, dia pun memperhatikanku lewat
pantulan kaca cermin yang berada di depannya ketika aku mengalihkan pandangang
ke kaca. Dia tersenyum kepadaku lewat pantulan cermin. Entah berapa lama dia
memandangku sebelum aku sadar dipandangi. Aku langsung memalingkan muka dan
beranjak dari alat yang kupakai.
Aku segera
berganti pakaian untuk berenang. Segera kuceburkan diri untuk mendinginkan
otak. Dua atau tiga balikan kucoba berganti gaya hingga akhirnya balikan ke
empat gaya punggung, kepalaku menabrak seseorang dan terjatuh menyelam ke air.
Sama-sama kami berbalik dan setelah berbalik ku sadar yang ku tabrak adalah
pantatnya si dia yang telah berganti pakaian renang, potongan high cut di
pinggul dengan warna floral biru yang seksi. Kini tonjolan putingnya
tersembunyi dibalik cup baju renangnya, membuatku sedikit kecewa.
“Eh, maaf Mbak,
nggak kelihatan, habis gaya punggung sih” kataku meminta maaf.
“Nggak kok Mas, aku yang salah, nggak lihat jalur orang berenang”, jawabnya sambil mengusap muka dan rambutnya ke belakang.
Si dia tersenyum kembali ke arahku, sambil lirikan matanya menyapu dari muka hingga bagian pusarku.
“Nggak kok Mas, aku yang salah, nggak lihat jalur orang berenang”, jawabnya sambil mengusap muka dan rambutnya ke belakang.
Si dia tersenyum kembali ke arahku, sambil lirikan matanya menyapu dari muka hingga bagian pusarku.
“Kenalan dong,
aku Aryo, biasa dipanggil Ary”, kataku sambil menyodorkan tangan.
Dijabatnya tanganku sambil berkata”Nova, lengkapnya Nova Eliza”, jawabnya.
Kami menepi ke bibir kolam, sambil mencelupkan diri se batas leher masing-masing. Kami duduk bersampingan.
Dijabatnya tanganku sambil berkata”Nova, lengkapnya Nova Eliza”, jawabnya.
Kami menepi ke bibir kolam, sambil mencelupkan diri se batas leher masing-masing. Kami duduk bersampingan.
“Baru disini
Mas?”, Nova mulai lagi membuka pembicaraan.
“Iya, tapi jangan panggil Mas, Ary aja cukup kok. Aku asli Bandung, tapi memang baru kes***** Aku kerja di Jakarta. Kamu Nov?”, ku balik bertanya.
“Aku asli Bandung juga, kerja di bank B**, jadi CS. Deket sini kok, seberangan. Aku biasa aerobic dan renang disini, duahari sekali, yang ada jadwal aerobicnya saja”.
“Iya, tapi jangan panggil Mas, Ary aja cukup kok. Aku asli Bandung, tapi memang baru kes***** Aku kerja di Jakarta. Kamu Nov?”, ku balik bertanya.
“Aku asli Bandung juga, kerja di bank B**, jadi CS. Deket sini kok, seberangan. Aku biasa aerobic dan renang disini, duahari sekali, yang ada jadwal aerobicnya saja”.
Pembicaraan
kami berkembang dari hal kerjaan mengarah ke hal-hal yang lebih pribadi. Nova
baru putus dengan pacarnya, kira-kira dua minggu yang lalu. Keluarga pacarnya
tidak setuju dengan Nova dan pacarnya dijodohkan dengan orang lain pilihan
keluarganya. Agak sedih Nova bercerita hingga..
“Nov, balapan
yuk ke seberang, gaya bebas”, ajakku.
“Hayo, .. siapa takut?”, jawabnya.
Kami berdua berlomba sampai sebrang. Aku sedikit curang dengan mendorong bahunya ke belakang sehingga Nova sedikit tertinggal. Pada saat aku duluan di seberang..
“Hayo, .. siapa takut?”, jawabnya.
Kami berdua berlomba sampai sebrang. Aku sedikit curang dengan mendorong bahunya ke belakang sehingga Nova sedikit tertinggal. Pada saat aku duluan di seberang..
“Ari, kamu
curang, kamu curang”, rengeknya sambil memukul-mukul tanganku.
Aku tertawa-tawa dan bergerak mundur menjauhi Nova. Dia mengejarku, sampai akhirnya”Byurr, .”., aku terjatuh kebelakang. Kakiku menyenggol kakiknya hingga diapun terjatuh dan kami berdua tidak sengaja berpelukan. Dadanya yang empuk menyentuh dadaku, membuat batangku kembali membengkak. Ketika sama-sama berdiri, kami masih berpelukan walau agak renggang.
Aku tertawa-tawa dan bergerak mundur menjauhi Nova. Dia mengejarku, sampai akhirnya”Byurr, .”., aku terjatuh kebelakang. Kakiku menyenggol kakiknya hingga diapun terjatuh dan kami berdua tidak sengaja berpelukan. Dadanya yang empuk menyentuh dadaku, membuat batangku kembali membengkak. Ketika sama-sama berdiri, kami masih berpelukan walau agak renggang.
Kami saling pandang,
kemudian Nova memelukku kembali. Kesempatan ini tidak ku sia-siakan dengan
balas memeluknya. Udara Bandung yang dingin pada sore yang beranjak malam
tersebut, menambah kuatnya pelukan kami. Batangku yang sedari tadi mengeras
menyentuh perut bagian bawahnya Nova, atau tepatnya diatas kemaluan Nova
sedikit. Pantat Nova bergerak mendorong, hingga batangku geli terjepit antara
perut Nova dan perutku. Berulang-ulang Nova melakukan itu, sehingga darahku
berdesir.
“Emhh.”., Nova bergumam.
Sadar aku berada di tempat umum, walaupun kolam renang agak sepi, hanya ada tiga orang selain kami, membuatku agak sedikit melepaskan pelukan walau sayang untuk dilakukan.
“Emhh.”., Nova bergumam.
Sadar aku berada di tempat umum, walaupun kolam renang agak sepi, hanya ada tiga orang selain kami, membuatku agak sedikit melepaskan pelukan walau sayang untuk dilakukan.
“Nov, mending
kita sauna yuk!”, ajakku menetralkan suasana.
Nova terlihat agak kecewa dengan sikapku yang sengaja kulakukan.
“Oke!”, jawabnya singkat.
Kami berdua mengambil handuk di kursi pinggir kolam, dan berjalan bersamaan, menuju ruang sauna yang tak jauh dari kolam renang. Terbayang apa yang dilakukan Nova saat di kolam, membuatku menerawang jauh menyusun rencana dengan Nova selanjutnya.
“Kosong.”., kataku dalam hati melihat ruang sauna.
Kami berdua masuk, dan aku sengaja mengambil tempat duduk dekat pintu, sehingga orang lain tidak dapat melihat kami beruda lewat jendela kecil pintu sauna.
“Nov.”., belum sempat aku bicara, Nova menciumku di bibir.
Nova terlihat agak kecewa dengan sikapku yang sengaja kulakukan.
“Oke!”, jawabnya singkat.
Kami berdua mengambil handuk di kursi pinggir kolam, dan berjalan bersamaan, menuju ruang sauna yang tak jauh dari kolam renang. Terbayang apa yang dilakukan Nova saat di kolam, membuatku menerawang jauh menyusun rencana dengan Nova selanjutnya.
“Kosong.”., kataku dalam hati melihat ruang sauna.
Kami berdua masuk, dan aku sengaja mengambil tempat duduk dekat pintu, sehingga orang lain tidak dapat melihat kami beruda lewat jendela kecil pintu sauna.
“Nov.”., belum sempat aku bicara, Nova menciumku di bibir.
Bibir kami
saling berpagut melakukan french kiss. Penetrasi lidah Nova di mulutku,
menunjukkan dia sangat berpengalaman. Tangan Nova memegang dadaku, kemudian
mengusap menyusuri perut hingga sampai pada batangku yang sudah berdiri dari
tadi. Nova meremas batangku yang masih terbungkus celana renang, sementara
kuremas dua gunung montok. Betapa kenyal dan kencang sekali payudaranya.
Temperatur
ruang sauna menambah panasnya hawa disana. Kubalik Nova membelakangiku. Kuciumi
tengkuknya, dan ku remas payudaranya”.Emhh.. Ary.. ahh”, Nova melenguh. Ku
susupkan tanganku ke payudaranya, dari celah baju renangnya. Ku pilih
putingnya, dan membuat Nova sedikit menjerit, dan menggelinjang. Untungnya
ruangan sauna kedap suara.
“Ary, aku butuh
kamu Ry, .. malam ini saja.. ahh.”., Nova berbisik di telingaku, sambil masih
kumainkan putingnya.
“Lanjutkan di kamarku yuk, ..!” ajakku.
Punggung Nova menjauhi badanku dan berbalik.
“Kamu cek in di s*****.?”, tanyanya dengan muka sedikit gembira.
“Bukannya kamu.”.
“Ya sayang.”., sambil akhirnya kutempatkan jari telunjukku di mulutnya.
Akhirnya kujelaskan alasanku.
“Lanjutkan di kamarku yuk, ..!” ajakku.
Punggung Nova menjauhi badanku dan berbalik.
“Kamu cek in di s*****.?”, tanyanya dengan muka sedikit gembira.
“Bukannya kamu.”.
“Ya sayang.”., sambil akhirnya kutempatkan jari telunjukku di mulutnya.
Akhirnya kujelaskan alasanku.
Satu-satu kami
keluar dari ruang sauna. Nova bergegas ke ruang ganti. Begitupun diriku.
Setelah siap, Nova menenteng tasnya dan kami pun berjalan bersamaan. Kami
berjalan sambil memeluk pinggang masing-masing, layaknya sepasang kekasih yang
sudah lama pacaran. Stelah mengambil key card dari recepsionist, kami naik ke
kamarku di 304.
Setelah masuk,
pintu ditutup, dan langsung kami merebahkan diri di ranjang. Untung ku pilih
tempat tidur sharing. Nova masih memakai baju seragam banknya, lengkap dengan
blazer, sepatu hak tinggi dan stocking hitam menggoda. Seksi sekali!
Nova di bawah
sementara aku diatasnya menciumi bibimnya. Sesekali kujilat leher dan
telinganya. Nova meracau memanggil-manggil namaku. Kubuka blazernya. Dari
blouse putih tipis yang masih menempel, terlihat jelas puting berwarna coklat
menerawang. Hmm, sengaja tidak memakai bra pikirku. Kubuka kancingnya satu
persatu. Kujilati dadanya. Lidahku menyapu dua bukit kembarnya yang mengencang.
Rambutku diusapnya sambil dia melenguh dan memanggil namaku berkali-kali.
Sesekali kugigit putingnya.
Roknya
kusingkapkan, ternyata dibalik stocking hitamnya itu, Nova tidak memakai CD
lagi. Ku jilat kemaluan Nova yang masih terhalang stocking. Noda basah di bibir
pokek tercetak jelas di pantyhosenya. Nova semakin mecarau dan menggelinjang.
Ku gigit sobek bagian yang menutupi pokeknya yang basah. Kujilati labia
mayoranya. Perlahan kusapu bibir pokek merah merekah itu. Kucari klitorisnya
dan kumainkan lidahku di sana.
Nova mengejang
hebat, tanda orgasme pertamanya.
“Emhh Arryy.. ahh”, Nova sedikit berteriak tertahan.
“Makasih sayang.. oh.. benar-benar nikmat..!”.
“Pokoknya ganti stocking ku mahal nih”, Nova merengek sambil cemberut.
“Oke, tapi puaskan dulu aku Nov, .”., jawabku sambil rebahan di ranjang.
Nova kemudian berbalik dan berada di atasku. Blouse terbuka yang masih menempel itu disingkirkannya. Hingga terpampanglah dua bukit menggantung di atasku. Pokek basah Nova terasa di perutku. Rok yang tersingkap dilepasnya lewat atas. Tinggal stocking yang masih menempel, sepatunya pun telah lepas.
“Emhh Arryy.. ahh”, Nova sedikit berteriak tertahan.
“Makasih sayang.. oh.. benar-benar nikmat..!”.
“Pokoknya ganti stocking ku mahal nih”, Nova merengek sambil cemberut.
“Oke, tapi puaskan dulu aku Nov, .”., jawabku sambil rebahan di ranjang.
Nova kemudian berbalik dan berada di atasku. Blouse terbuka yang masih menempel itu disingkirkannya. Hingga terpampanglah dua bukit menggantung di atasku. Pokek basah Nova terasa di perutku. Rok yang tersingkap dilepasnya lewat atas. Tinggal stocking yang masih menempel, sepatunya pun telah lepas.
Nova kembali
menciumiku. Lidahnya menyapu dadaku dan putingku. Sesekali digigitnya,
membuatku juga menggelinjang kegelian. Kemudian lidahnya menyapu perutku hingga
sampai ke batang penisku yang tegak. Nova mengocoknya perlahan. Ujung lidahnya
menari di lubang kencingku. Rasa hangat itu terasa manakala lidahnya menyapu
seluruh permukaan penisku. Seluruh batang penisku terbenam di mulut Nova.
Sambil dikocok, keluar masuk mulutnya Nova.
“Ohh..!” aku pun tak luput meracau.
Hampir terasa puncakku tercapai, ku dorong Nova menjauhi penisku, aku bangun dan berlutut di belakang Nova.
“Ohh..!” aku pun tak luput meracau.
Hampir terasa puncakku tercapai, ku dorong Nova menjauhi penisku, aku bangun dan berlutut di belakang Nova.
“Masukkin Ry,
fuck me please, Ohh.. arrghh.. Arryy!”, Nova berteriak seiring dengan masuknya
batang penisku sedikit-demi sedikit lewat celah stocking yang kugigit tadi.
“Bless.”..Pantat Nova bergerak maju mundur, demikian juga pantatku, saling berlawanan.
“Bless.”..Pantat Nova bergerak maju mundur, demikian juga pantatku, saling berlawanan.
“Oh.. ooh..
ahh.. ahh.. God, .. fuck me harder.. Aaahh.. Ary.. yes”, begitulah kalimat tak
beraturan meluncur dari mulut Nova, bersamaan dengan semakin capatnya
gerakanku.
Ku remas-remas bongkahan pantat seksinya. Nova menjilati jari-jarinya sendiri.
“Mmhh.. Aaahh.. mmh.”., desah Nova yang membuatku semakin bernafsu untuk menggenjot pantatku.
Ku remas-remas bongkahan pantat seksinya. Nova menjilati jari-jarinya sendiri.
“Mmhh.. Aaahh.. mmh.”., desah Nova yang membuatku semakin bernafsu untuk menggenjot pantatku.
Kemudian kami
berganti posisi. Aku berbaring dan Nova berada di atasku. Nova mengambil
ancang-ancang untuk memasukkan penisku ke dalam pokek basahnya. Nova terlebih
dahulu mengusap-usapkan penisku di bibir pokeknya. Aku makin kelojotan dengan
perlakuan Nova. Centi demi centi penisku dilahap pokek Nova.
“Blessh.”., lengkap sudah penisku dilahap pokeknya yang montok dan berbulu itu.
Nova bergerak turun naik beraturan. Payudaranya bergoyang turun naik pula. Pemandangan indah terebut tidak kulewatkan saat badanku bangun, dan wajahku menghampiri payudaranya. Kuremas dua gunung kembar yang begoyang mengikuti irama siempunya. Kujilati dan kusedot bergantian.
“Errgh.. erghh.. ahh.”., Nova mendesah tanda menikmati genjotannya sendiri.
Kini kutarik tubuh Nova sehingga ikut berbaring di atas tubuhku. Ku mulai menggenjot pantatku dari bawah. Nova teridam dan menengadahkan kepalanya, dan sesaat kemudian Nova berteriak meracau.
“Arrgghh.. oohh.. aah.. enakkhh.. aahh.. nikmathh.. ooh.”., serunya.
Kuyakin posisi seperti ini membuatnya merasakan sensasi yang tiada duanya.
“Blessh.”., lengkap sudah penisku dilahap pokeknya yang montok dan berbulu itu.
Nova bergerak turun naik beraturan. Payudaranya bergoyang turun naik pula. Pemandangan indah terebut tidak kulewatkan saat badanku bangun, dan wajahku menghampiri payudaranya. Kuremas dua gunung kembar yang begoyang mengikuti irama siempunya. Kujilati dan kusedot bergantian.
“Errgh.. erghh.. ahh.”., Nova mendesah tanda menikmati genjotannya sendiri.
Kini kutarik tubuh Nova sehingga ikut berbaring di atas tubuhku. Ku mulai menggenjot pantatku dari bawah. Nova teridam dan menengadahkan kepalanya, dan sesaat kemudian Nova berteriak meracau.
“Arrgghh.. oohh.. aah.. enakkhh.. aahh.. nikmathh.. ooh.”., serunya.
Kuyakin posisi seperti ini membuatnya merasakan sensasi yang tiada duanya.
5 menit dengan
posisi seperti itu, Nova mengejang, dan berteriak panjang”, AARRGHH.. Shit..
Uuuhh.. Ary.. aaihh.”., Pokekku...........aaaahh.....eehhhmmm.......tanda dia mencapai orgasme.
Terlepas penisku dari pokeknya tatkala Nova ambruk di sisiku. Nova ngos-ngosan kecapean. Kini giliranku untuk mendapatkan kepuasan dari Nova. Kubalik tubuh penuh keringat yang mengkilat terkena cahaya lampu. Sungguh seksi sekali dia saat itu. Kubuka kedua kakiknya, dan ku lucuti stocking hitam yang masih menempel di kakinya yang mulus. Terlihat indah kaki nan putih mulus dari pantat hingga betis. Kujilati lubang anus Nova, dan membuat dia sedikit mengangkat pantatnya keatas.
Terlepas penisku dari pokeknya tatkala Nova ambruk di sisiku. Nova ngos-ngosan kecapean. Kini giliranku untuk mendapatkan kepuasan dari Nova. Kubalik tubuh penuh keringat yang mengkilat terkena cahaya lampu. Sungguh seksi sekali dia saat itu. Kubuka kedua kakiknya, dan ku lucuti stocking hitam yang masih menempel di kakinya yang mulus. Terlihat indah kaki nan putih mulus dari pantat hingga betis. Kujilati lubang anus Nova, dan membuat dia sedikit mengangkat pantatnya keatas.
“Please.. Ary..
not now.. Give me a break.. Ohh.”., ratapnya ketika mendapat perlakuanku.
Aku tak mempedulikan ratapannya. Justru aku semakin gila dengan perlakuanku, menjilati lubang anusnya dan membuat penetrasi di lubangnya dengan lidahku. Area perineumnya pun tak luput ku jilati. Hingga akhirnya kuputuskan untuk mensodomi Nova, karena kulihat lubang anus Nova agak sedikit besar dibanding orang yang belum pernah disodomi.
“Lin, siap ya.”., kataku sambil mengusapkan ludahku di penis yang masih berdiri tegak.
“Apa.., mau apa Ry.. kamu ma.. AAHH, .. Aryy.. Janng.. aahh”, belum selesai Nova bicara, aku telah menancapkan penisku di anusnya.. begitu hangat, sempit dan lembut.
Kutarik kembali perlahan dan kumasukkan lagi. Iramanya ku percapat. Nova pasrah, dan meracau tak karuan.
“Eh.. Ehh.. gimana, .. eh.. enak.. Nov..?, tanyaku sambil menggenjot pantat Nova seksi nan aduhai.
“Ohh.. Arriieh.. aagh.. nikmat rii.. ah.. Shitt.. C’mon.. harder baby.”., jawabnya.
Aku tak mempedulikan ratapannya. Justru aku semakin gila dengan perlakuanku, menjilati lubang anusnya dan membuat penetrasi di lubangnya dengan lidahku. Area perineumnya pun tak luput ku jilati. Hingga akhirnya kuputuskan untuk mensodomi Nova, karena kulihat lubang anus Nova agak sedikit besar dibanding orang yang belum pernah disodomi.
“Lin, siap ya.”., kataku sambil mengusapkan ludahku di penis yang masih berdiri tegak.
“Apa.., mau apa Ry.. kamu ma.. AAHH, .. Aryy.. Janng.. aahh”, belum selesai Nova bicara, aku telah menancapkan penisku di anusnya.. begitu hangat, sempit dan lembut.
Kutarik kembali perlahan dan kumasukkan lagi. Iramanya ku percapat. Nova pasrah, dan meracau tak karuan.
“Eh.. Ehh.. gimana, .. eh.. enak.. Nov..?, tanyaku sambil menggenjot pantat Nova seksi nan aduhai.
“Ohh.. Arriieh.. aagh.. nikmat rii.. ah.. Shitt.. C’mon.. harder baby.”., jawabnya.
10 menit aku
memompa batang penisku di anusnya, terasa cairan sperma sudah ada di ujung
kepala penisku. Buru-buru kutarik keluar penisku, dan kubalik Nova menghadapku.
Sambil kukocok, spermaku muncrat di muka Nova. Nova yang tidak siap menerima
spermaku di mukanya, mengelengkan kepala kiri dan kanan, hingga spermaku
membasahi rambut dan pipinya. Hingga akhrinya mulutnya terbuka, dan sisa
semprotan spermaku masuk di mulutnya. Setelah spermaku habis, dia mengulum
penisku. Aku yang masih merasa geli namun nikmat, semakin menikmati sisa-sisa
oragasme panjangku.
“God.. Thank you dear.. Nova.”., kataku sesaat setelah roboh ke samping Nova.
“Curang lagi kamu Ry, .. Tau gitu ku minum semuanya.. kasi tau kek mau mucrat di muka, gitu”, Nova cemberut menjawabnya.
Aku hanya tersenyum. Tak terasa kami bercinta cukup lama, hingga jam 10 malam.
“God.. Thank you dear.. Nova.”., kataku sesaat setelah roboh ke samping Nova.
“Curang lagi kamu Ry, .. Tau gitu ku minum semuanya.. kasi tau kek mau mucrat di muka, gitu”, Nova cemberut menjawabnya.
Aku hanya tersenyum. Tak terasa kami bercinta cukup lama, hingga jam 10 malam.
Akhirnya Nova
memutuskan untuk bermalam di kamarku. Kami masih melakukannya beberapa kali
hingga subuh. Toh, hari itu akhir pekan dan Nova memang libur di hari Sabtu.
Pertemuan pertama itulah pula yang membuat kami berpacaran selama 6 bulan
hingga akhirnya kami putus. Masih banyak Nova yang lain. Bagi pembaca (wanita)
yang ingin menjadi Nova denganku, email saja ya. Kutunggu curhatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar