MARISSA CHIRSTINA
“Pokek ku diperkosa tengah malam oleh manusia atau hantu"
Cerita ini terjadi 10 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berumur
19 tahun. Dan sejak peristiwa itu, kemalangan demikemalangan menimpaku, sungguh
jelek nasibku. Kepada siapa aku berani mengadukan nasibku ini, kecuali kepada
para pembaca di situs cerita online ini, mudah-mudahan ada yang mau menolongku,
mengentaskan nasibku yang jelek. Namaku Marissa Chirstina, adalah anak bungsu
dari 6 bersaudara, ayahku adalah pegawai rendah pemerintahan di kota Malang,
keluargaku termasuk miskin, rumah setengah batu, kondisinya sudah tua, namun
letaknya di tepi jalan provinsi.
Di rumah, aku tinggal bersama seorang kakak laki-laki, Ayah dan
Ibuku, sedang mbak-mbak dan mas-masku yang lain sudah berkeluarga. Masih ada
lagi, mbak-mbak 2 orang yang membantu Ibuku, dan kadang-kadang ada seorang
tukang antar beras dari desa yang menginap di rumahku kalau kemalaman.
Untuk menutupi biaya hidup keluarga, Ibuku terpaksa membuka warung
pecel di rumah, lumayan karena untuk keperluan sehari-hari keluarga dapat
ditolong dari warung ini.
Biarpun baru tamat SMA, tubuhku termasuk bongsor,
tinggiku sekitar 150 cm, beratku 38 kg, dan buah dadaku sudah mulai besar, pantatku
besar dan seksi, tonjolan kemaluanku juga besar dan tembem, sebesar mangga yang
sekilonya berisi dua, kulitku kuning langsat, bersih dan wajahku terbilang
cantik, badanku proporsional, kata teman-temanku.
Orangtuaku mendidik dengan ketat dalam suasana jawa dan keagamaan
yang taat, dan tabu akan hal-hal yang berbau erotis atau porno, lebih-lebih
sampai melakukan hal itu sebelum menikah. Terlebih lagi di usiaku yang masih
sangat muda, aku tidak pernah berani mau macam-macam dengan laki-laki yang
mencoba menaksirku. Selain itu, aku kasihan dengan orang tuaku, apabila ada
kejadian yang menyusahkan beliau berdua.
Kehidupanku berjalan biasa-biasa saja, sampai kejadian itu terjadi.
Waktu itu, di tengah malam tiba-tiba aku terbangun dari tidur, aku merasa
nafasku sesak, dan mataku gelap, kaki dan tanganku sakit, serta perut dan
dadaku tertekan benda yang berat. Aku menjadi panik dan mencoba bersuara tetapi
tidak bisa, rupanya mulutku tertutup oleh sesuatu benda, dan juga mataku,
sedang benda yang menindihku itu ternyata seperti orang. Tangan dan kaki yang
sakit ini, rupanya disebabkan karena telah diikat dengan kuat, sehingga terasa
sakit dan tidak dapat bergerak. Setelah sadar betul dari tidurku ini, aku
menyadari ada suatu peristiwa yang menakutkan akan terjadi. Tanganku diikat di
sisi atas tempat tidur, sedangkan kakiku diikat di sisi bawah sehingga kakiku
menganga. Aku telentang di tempat tidur dalam posisi seperti huruf “X”. Aku
merasa bahwa sebagian pakaianku sudah tidak melekat dengan benar di badanku,
BH-ku tersingkap, dan celana dalamku rupanya sudah tidak ada. Ada tangan yang
dengan kasar sedang meraba-raba pokek ku dan buah dadaku, terutama pada kedua
puting susuku yang terasa digigit-gigit, ngilu-ngilu sakit. Dan terdengar suara
napas ngos-ngosan, sambil menggigit dan menjilat-jilat sekujur badanku, buah
dadaku, leherku, telingaku, dan terus turun kebawah. Aku mulai menangis, karena
merasa tidak berdaya, tapi tidak bisa, berteriak pun tidak bisa, saking
ngerinya, aku kemudian tidak sadarkan diri.
Tidak berselang lama kemudian, aku tersadar kembali, aku merasa
posisi badanku belum berubah, masih saja telentang dengan kedua tangan dan kaki
terikat pada sudut-sudut tempat tidur. Hanya saja sekarang semua baju yang
melekat pada tubuhku telah terlepas, sehingga aku telentang dengan keadaan
telanjang bulat. Aku sedih sekali, karena benar-benar tidak berdaya untuk
mempertahankan kehormatanku, sebentar lagi hidupku akan hancur, setelah
bajingan yang tidak kukenal dan tidak dapat kulihat itu selesai memerkosaku.
Aku benar-benar sedih menyadari bahwa bagian terpenting dari hidupku sebentar
lagi akan direnggut paksa oleh orang yang tak kukenal.
Rupanya, pada saat semua keluargaku sudah tertidur, ada yang masuk
ke dalam rumah dan kemudian masuk ke kamarku yang kebetulan kuncinya hanya dari
slot kayu yang dipakukan ke kusen pintu, sehingga cukup disentak sekali saja
bisa lepas. Rupanya dia tersebut sudah cukup mengetahui situasi rumahku. Tangan
dan kakiku masih terikat, dan mulut serta mataku pun masih tertutup, menurut
perkiraanku pada saat itu kira-kira pukul 12-1 malam, aku ketahui dari bunyi
jangkrik yang sayup-sayup kedengaran. Tiba-tiba aku merasa, badanku ada yang
mengelus-elus dan menggerayangi, kedua buah dadaku terasa diremas-remas dan
pada bagian putingku dipelintir-pelintir. Bagian perutku terasa dicium dan
dijilat-jilat, terus menurun kebawah dan kemudian giliran kedua paha saya yang
kemudian dicium-cium dan dijilat-jilat, terus kepangkal pahaku, akhirnya pokek ku
yang menjadi sasaran permainan mulut dan lidah orang tersebut. Terasa lidahnya
menyapu kedua bibir pokek ku dan sekali-sekali terasa lidahnya mencoba membelah
bibir pokek ku untuk menerobos kedalam lubang pokek ku. Pada saat berikutnya
terasa klitorisku menjadi sasaran lidahnya. Aku tidak dapat berkutik, ingin
kututup pahaku, tetapi kedua kakiku dipegangi dan diikat dengan kuat.
Mula-mula terasa pedih, linu dan nyeri luar biasa. Lidah orang itu,
menyapu bibir pokek ku dan mencoba menerobos ke dalam liang pokek ku, sambil
menggigit dan menjilati clitorisku, dan kadang-kadang lidahnya terjulur ke
dalam liang pokek ku. Gigitan-gigitan kecilnya mula-mula membuatku merasa
sakit, tapi lama-kelamaan muncul rasa lain yang belum pernah kurasakan seumur
hidupku, geli, linu, sedikit perih tapi nikmat sehingga membuat seluruh badanku
terasa panas dingin. Lama-kelamaan tanpa terasa aku menggoyang-goyangkan
pantatku karena menahan rasa geli luar biasa yang ditimbulkan dari permainan
mulut dan lidahnya pada bagian-bagian sensitifku itu. Dan dihisap-hisapnya
pula, sehingga aku semakin bertambah tak dapat menahan rasa gelinya, dan tangan
orang itu pun tidak tinggal diam, dipuntir-puntirnya puting buah dadaku, serta
diremas-remasnya, sehingga menambah rasa geli sekaligus nikmat.
Aku sudah melupakan rasa takut dan sedih, berganti dengan rasa
sangat nikmat, nikmat sekali, sulit kuutarakan rasa nikmatnya. Rupanya inilah,
yang disebut dengan surga dunia. Saking tidak tahannya, aku ingin menjerit tapi
tidak dapat mengeluarkan suara, hanya desahan dari hidungku, tiba-tiba aku
merasakan suatu kenikmatan luar biasa yang tidak dapat kulukiskan dan aku
tiba-tiba merasa hendak pipis, “…crut…, crut…, crut…, nyut…, nyut…, nyut…”, dan
bagian dalam pokek ku terasa berdenyut-denyut. Badanku menjadi kejang dan
bergetar dengan hebat sampai tak terasa badanku tersentak-sentak dan
terangkat-angkat di atas tempat tidur. Rupanya aku telah mencapai yang disebut
orgasme. Dan pipisku itu rupanya cairan yang menyemprot dari dalam pokek ku
saat orgasme. Setelah saat kenikmatan yang melandaku usai, seluruh badanku
terasa lemas tak bertenaga.
Kemudian terasa orang itu mulai menindihku, mulutnya terasa
menghisap-hisap leherku, mulutnya berbau aneh, rupanya itu adalah bau cairan
yang keluar dari milikku. Tangannya meraba-raba dan meremas-remas seluruh
tubuhku, terutama pada kedua bongkahan pantatku, kadang dengan halus tapi
seringkali kasar, dan tiba-tiba pada pangkal pahaku, tempat dimana tadi
dijilat-jilat dan di sedot-sedotnya, terasa ada benda tumpul, keras lagi besar
menggesek-gesek di antara kedua pahaku yang sudah terkangkang itu. Secara
otomatis aku mencoba merapatkan kedua kakiku, akan tetapi tidak bisa karena
tertahan oleh ikatan pada sudut-sudut tempat tidur. Benda tumpul itu terasa
mengoles-oles bibir pokek ku dan sekali-sekali ditekan pada klitorisku. Terasa
sangat geli dan ada perasaan nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhku. Tak
terasa pokek ku menjadi sangat basah dan ini rupanya disadari juga oleh orang
tersebut, bahwa aku sudah sangat siap untuk permainan selanjutnya. Secara
perlahan-lahan terasa benda tersebut menguak kedua bibir pokek ku yang masih
sangat rapat dan terasa benda tersebut memaksa masuk kedalam lubang pokek ku.
Rupanya itu adalah penis orang itu, perasaan sakit pada pokek ku mulai terasa,
pedih, terasa penis orang tersebut yang rupanya sangat besar sulit menembus pokek
ku yang masih perawan, aku mencoba menjerit, tapi hanya terdengar lenguhan dan
dengusan dari hidungku saja, karena mulutku dibekap.
Aku mencoba berontak, tapi tidak bisa, karena kedua tangan dan
kakiku terikat, benar-benar aku merasa tidak berdaya. Dan akhirnya, aku merasa
kemaluanku seakan-akan terbelah dan ulu hatiku seakan-akan disodok oleh benda
tumpul, ketika orang tersebut dengan ganas dan kasar secara brutal menekan
masuk dengan paksa seluruh penisnya kedalam lubang pokek ku. Terasa besar dan
panjang, memadati serta mengisi setiap sudut ruang pokek ku, sakit dan ingin
pingsan rasanya bercampur aduk dalam diriku. Penis yang besar itu terasa
memadati dan terbenam, diam sejenak dalam pokek ku. Tidak lama kemudian terasa
orang itu mulai menaikturunkan pantatnya, sehingga penisnya naik turun, masuk
keluar, pada pokek ku. Mula-mula setiap penisnya bergerak masuk atau keluar
dari pokek ku, terasa sakit dan nyeri, akan tetapi lama kelamaan, rasa perih
hilang dan berganti dengan rasa nikmat, perasaan nikmat yang sukar kulukiskan,
semakin lama perasaan nikmat itu mulai menjalar ke seluruh tubuhku, sehingga
aku merasa seakan melayang-layang. Badanku dengan tidak sadar mulai
meresponsnya dengan ikut bergoyang-goyang, dan tiba-tiba badanku bergetar lagi
dengan hebat dan bagian dalam pokek ku kembali berdenyut-denyut dengan hebat,
aku mengalami orgasme lagi dan bahkan lebih hebat daripada sebelumnya. Dan
rupanya, orang itu masih tetap kuat dan naik turun, terus-menerus, beberapa
saat kemudian, aku mengalami orgasme lagi, lagi dan lagi, dan dia masih naik
turun terus dengan stabil tanpa ada tanda-tanda akan berhenti, aku keluar terus
menerus lagi dan lagi. Sampai seluruh badanku terasa lemas tidak bertenaga.
Aku sekarang benar-benar terkapar tidak berdaya, dengan kedua kaki
yang terpentang diperkosa oleh orang tersebut sesuka hatinya. Dan orang itu,
suatu saat mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba dia merangkulku kuat-kuat,
serta menciumi serta menghisap leherku kuat-kuat, dan terasa penisnya
berdenyut-denyut, kemudian terasa cairan hangat kental menyembur dengan
derasnya membasahi rongga-rongga lubang pokek ku ku. Dan karena tekanan
badannya yang kuat serta denyutan-denyutan yang kurasakan dari penisnya,
sehingga membuatku kembali mengalami orgasme yang ke sekian kalinya secara
bersamaan dengan orang tersebut. Badanku bergetar dan akupun merasakan
denyutan-denyutan juga, nikmat sekali. Badan orang tersebut terkulai
menelungkup di atas badan saya dengan penisnya yang masih terbenam di dalam
liang pokek ku.
Setelah beristirahat sebentar terasa penis orang tersebut yang
masih terbenam dalam pokek ku mengeras kembali. Dan malam itu rupanya permainan
belum usai, dengan semangat menggebu-gebu orang itu mengulangi lagi
permainannya, demikian diulanginya sampai tiga kali lagi pada malam itu. Aku
sungguh merasa lelah dan lemas sekali, seluruh tulang-tulangku seakan-akan
terasa dilolosi, tapi di sisi lain aku merasakan kenikmatan yang teramat sangat
luar biasa, pokek ku terasa pecah dan bonyok dibantai oleh penisnya. Sungguh
ini suatu pengalaman pertama yang sulit kulupakan dan bahkan sampai kini pun
aku tidak tahu, siapa pelaku sebenarnya. Barang-barang di rumahku tidak ada
yang hilang satupun, jadi tentu saja dia bukan pencuri. Baru pada saat
menjelang pagi, orang itu keluar dari kamar, dimana sebelumnya satu tali di
tanganku dilepaskan simpulnya. Dan setelah orang itu pergi, aku buka talinya,
tangan satunya aku lepaskan, rupanya mata dan mulutku diplester, pakai plester
putih. Dan kakiku pun sudah kulepaskan. Kulihat, ada bekas-bekas warna merah di
sepreiku yang putih warnanya dan badanku pun juga terlihat merah-merah, bekas
gigitan dan sedotannya. Celana dalamku, teronggok sobek di lantai, demikian
juga baju dan BH-ku.
Aku merasa sedih sekali mengingat aku telah kehilangan milikku yang
paling berharga, tapi di lain pihak ada perasaan puas yang melanda diriku
dikarenakan perasaan nikmat yang baru saja kuperoleh. Aku tidak berani
menceritakan hal itu ke orang tuaku ataupun kepada saudaraku karena malu dan
takut. Aku hanya memendam kejadian ini seorang diri saja. Kejadian ini, masih
terulang lagi berkali-kali, sampai aku tamat dari Kuliah dan herannya aku tidak
hamil, entah diapakan lubang pokek ku oleh orang ini. Aku sudah tidak lagi
merasa takut apabila kamarku dimasuki kembali oleh orang tersebut, bahkan aku
ada semacam perasaan rindu dan kehilangan jika orang tersebut baru datang agak
lama. Aku hanya dapat menduga bahwa perbuatan tersebut dilakukan oleh tukang
antar beras dari desa yang memang sering bermalam di rumahku, tapi setiap aku
bertemu dengannya, dia bersikap biasa saja, seolah tidak ada pernah ada
kejadian apapun. Aku sebenarnya ingin meminta pertanggungjawabannya, tetapi
malu, jangan-jangan bukan dia, karena sebenarnya aku tidak memiliki bukti
apapun. jadi, apakah mungkin yang memperkosaku adalah hantu? karena ukuran Penis dia tidak seperti manusia normal, besar, panjang, berurat, dan sangat kokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar