CERITA SEKS ARTIS INDO
GATALNYA
PUKI BCL
Namaku adalah Bunga Citra Lestri. Aku lahir di
Semarang pada tanggal 21 Oktober 1982. Aku bertipikal seperti wanita jawa pada
umumnya. Tubuhku singsat padat dengan kulit yang putih mulus. Pada saat aku
berumur 20 tahun aku merantau ke Jakarta.
Sebelum menjadi artis, Aku bercita-cita menjadi pelayan restoran besar. Namun, cita-cita itu tidak mudah. Dengan pendidikanku yang hanya tamat SMA dan tidak punya pengalaman bekerja. Seringkali aku di tolak. Kalau ada yang menerimaku, paling lama hanya 3 bulan dalam masa uji coba setelah itu aku dikeluarkan.
Sebelum menjadi artis, Aku bercita-cita menjadi pelayan restoran besar. Namun, cita-cita itu tidak mudah. Dengan pendidikanku yang hanya tamat SMA dan tidak punya pengalaman bekerja. Seringkali aku di tolak. Kalau ada yang menerimaku, paling lama hanya 3 bulan dalam masa uji coba setelah itu aku dikeluarkan.
1 tahun aku dapat bertahan hidup di jakarta. Memasuki
tahun kedua, keadaanku semakin sulit. Aku mulai kehabisan uang, sementara aku
belum mendapatkan pekerjaan. Sudah 4 bulan aku menganggur. minggu depan masa
kontrakan rumah ku harus diperpanjang.
Untuk makanpun, aku kesulitan. Singkat cerita, karena
kesulitan itu, aku terjerumus ke dalam dunia prostitusi. Aku menjadi pelacur.
Masa-masa itu, aku hidup dengan cukup. Aku menjadi pelacur selama 4 tahun.
Suatu malam, aku terjaring razia. Lalu di masukkan ke panti rehabilitasi dan di
bekali dengan pelatihan Baby sitter selama 1 tahun. Selama 1 tahun itu aku
disadarkan dari kelakuanku yang asusila. Aku bertekad untuk tidak menjadi
pelacur lagi.
Lulus dari
pelatihan itu aku pun di terima menjadi baby sitter di sebuah keluarga.
Keluarga itu adalah keluarga Tiong Hoa. Suaminya bernama A Chan dan istrinya A
Lun. Mereka mempunyai 2 orang anak laki-laki. Yang kecil berumur 4 tahun namanya
Ricardo dan yang besar berumur 7 tahun namanya Rivaldo Aku bekerja dengan
sebaik-baiknya. Tugas utamaku adalah menugurus Ricardo, namun aku juga membantu
Rivaldo menyiapkan keperluan sekolahnya karena Pak A Chan dan istrinya sibuk
berdagang dan membersihkan rumah. Tentu saja dengan gaji yang di atas rata2
babysitter lainnya. Mereka memiliki toko di glodok. Sehingga jam 8 sudah harus
berangkat dan baru pulang jam 6 sore.
Suatu malam, pukul 11 aku terbangun. pepek ku ini udah
kebelet banget dan ingin buang air kecil. Aku keluar kamar, namun langkahku
tertahan oleh suatu pemandangan. Di ruang tamu aku melihat Pak A Chan dan
isterinya sedang bersetubuh di atas sofa. Aku hendak kembali ke kamar, namun
entah aku terdiam. Mereka tidak sadar kalau aku memperhatikan mereka. Mereka
bergumul dengan penuh gairah namun tana suara. Hanya terdengar entakan suara
saat pantat ibu A Lun membentur pangkal kemaluan suaminya. Aku melihat adegan
itu hingga selesai. Pak Achan mengeluarkan semua spermanya di dalam memek ibu A
Lun. Setelah itu aku kembali ke kamar.
Selama 1 jam aku tidak bisa tidur. Membayangkan
kejadian tadi dan teringat masa lalu ku sebagai pelacur. Aku menjadi sangat
terangsang.. Namun aku tidak bisa berbuat apa-apa. karena aku tidur 1 kamar
dengan Ricardo dan Rivaldo. Sebagai baby sitter aku harus menemani Ricardo,
sehingga aku tidur di lantai dengan kasur gulung dalam kamar mereka. Jika aku
masturbasi, lalu tiba-tiba mereka terbangun, akan sangat bahaya. Akhirnya aku
tertidur juga dan bermimpi di setubuhi oleh salah satu pria yang sering menjadi
pelangganku.
Keesokan
harinya, aku kembali melakukan rutinitas pekerjaanku. Ricard dan Aldo sudah
berangkat sekolah. Setelah itu Pak Achan dan isterinya ke toko. Aku segera
merapikan rumah. Aku melakukan semuanya dengan buru-buru karena aku ingin
segera masturbasi sebelum Ricard dan Aldo pulang. Pukul 10 aku selesai
membereskan rumah. Ricard dan Aldo akan pulang pukul 12. Jadi ada waktu 2 jam.
Aku segera ke masuk kamar. Melepas celana dalamku dan
mulai mengusap-usap memekku. Aku tidak ingin segera orgasme, jadi aku hanya
bermain-main dengan memekku, menikmati sensasi yang sudah 1 tahun tidak ku
rasakan. Satu jam sudah berlalu dan aku memutuskan untuk segera mencapai
orgasme. namun tepat ketika aku akan menanjak naik, terdengar klakson mobil
jemputan Ricard dan aldo. Aku panik. Karena, baju, celana dalam, BH semua
bertebaran di dalam kamar itu. Aku segera bangkit dan memakai pakaianku. tepat
ketika Ricard dan Aldo memasuki kamar. Aku lega, namun juga kesal karena nafsu
yang sudah memuncak namun tak bisa dikeluarkan.Namun aku tak bisa berbuat
apa-apa. Akupun tersenyum dan bertanya kepada mereka : "Aldo dan Ricard
kok sudah pulang?". Aldo menjawab "Iya mbak, guru-gurunya ada rapat.
Mbak laper ni, tolong siapin makan donk." aku tersenyum dan menjawab
"oke deh. Sebentar yaa" Aku berpikir akan segera menyuruh mereka
tidur siang, agar aku bisa masturbasi lagi.
Namun, ternyata rencanaku tidak berjalan mulus.
Setelah makan, Ricard memang langsung tertidur. Namun, Aldo tidak mau tidur.
Dan yang membuatku stress adalah, Aldo tidak mau tidur karena mau mengerjakan
PR. Kalau dia tidak mau tidur karena bermain atau menonton, aku bisa
mengancamnya akan mengadukan ke orangtuanya. Namun, apa yang bisa ku ancamkan
jika alasan dia tidak mau tidur adalah mengerjakan PR??
Ingin kubantu agar cepat selesai, namun ku lihat soal
PR nya susah sekali. Akupun hanya pasrah. Bertiduran di kasur gulung ku di
kamar menemani Ricard tidur sementara Aldo berada tidak jauh dariku mengerjakan
PR. Namun, nafsuku semain tak tertahankan. Aku memutuskan akan masturbasi saja
di kamar mandi. Aku sudah melangkah keluar kamar, namun Tiba-tiba, sebuah ide
terlintas di benakku. Ini memang ide yang bangsat dan entah setan apa yang
membisikkan di telingaku.
Aku keluar kamar, menuju kamar mandi. Ketika sudah di
dalam kamar mandi. Aku tiduran di lantai dan
Aku berteriak : "DO, aldo TOLONG do!!".
"Tolong mbak do!!"
Aldo pun datang dengan terogopoh. "Ada apa mbak?
Mbak kenapa? Mbak...jangan nakutin aldo donk..Mbak"
"Do... badan mbak tiba-tiba lemas gak bisa gerak.
Tolong kamu pijit-pijit kaki mbak ,do?"
Aldo pun segera memijit kakiku. Kulitnya yang putih
tambah putih karena pucat ketakutan.
"Gimana mbak?? bener gak pijitnya?"
"Bener do..Iyah, do...shhhh...pijit trus do, udah
mulai baikan ni."
"hyuhhh...mbak bikin panik Aldo aja.."
"ADUUUHHHH!!!! DO!!...sakitnya pindah do ke
pinggang mbak do...cepet balikin badan mbak do. trus teken-teken
pinggangnya!!"
"I..iya mbak, sebentar ya sabar."
Aldo segera membalik badanku. Tentu saja sebenarnya
aku yang membalik badanku sendiri.
"Ditekan-tekan gini mbak?" dia bertanya
"Gak kerasa do, baju mbak di naikin dulu. ato
sekalian buka aja."
"Oke mbak, sebentar ya..." dia membuka
bajuku
"mbak...aku telepon mami aja ya, biar cepet
pulang, trus mbak di bawa ke dokter."
"eh...eh...jangan...gak usah..mama kamu pasti
lagi sibuk. kamu tolongin mbak aja sini"
"Tolongin gimana mbak?"
"Kamu buka celana mbak soalnya celana mbak basah.
trus kamu pijit pinggang sama pantat mbak. Cepetan do!!"
"oke mbak" Dia segera membuka celanaku.
Tangannya mulai memijiat pinggangku.
"Do, pinggangnya udah enakan, pijitin pantat mbak
aja." aku menyuruhnya.
"Pijat gimana mbak?"
"kayak pijat kaki tadi." Diapun segera
mempraktekkan. Pantatku diremas-remas. Aku menikmatinya.. Dia masi ketakutan.
namun dengan patuh dipijitnya pantatku. Aku pun berkata kepadanya "Do,
celana dalam mbak basah juga nih gara2 kesiram air. Kamu lepas juga donk
tolong" Dia segera melepaskannya. Setelah itu aku segera membalikkan
badan. "Do, pantat mbak udah gak sakit. Tapi sekarang selangkangan mbak
gatel banget ni. Tangan mbak masi lemes, belom bisa garuk sendiri. Tolong
garukin dong do."
Tanpa ada curiga sedikitpun, Aldo segera menggaruk
area memekku. Namun, entah kenapa dia tidak mau menyentuh tepat di memeku.
"bukan di situ do yang gatel. Ke kanan dikit.Bukan...kebanyakan. ke kiri
dikit, dikit aja....itu do yang ada rambutnya, di situ yang
gatel...NAHHHHH...iya do di situ yang gatel..garuk terus do...shhhhh...iyah do,
garuk terus do...aduh do, gatelnya pindah ke dalem do...telunjuknya masukin
do...do..Aldo kok bengong, cepet masukin jari telunjuk aldo...mbak udah ga
tahan nih gatel banget..." Aldo hanya terdiam...aku pun menucbit pipinya
pelan. Dia lalu tersadar. "Ada apa mbak??"
"Selangkangan mbak dah gatel banget nih di dalem,
cepat kamu masukin telunjuk kamu."
"i iiya mbak" Aldo segera memasukkan
jarinya...
"NAHHHHH....iiiya do...garuk terus
do...OUUUHHHHH..." aku melenguh...
aku lalu berkata "DO, kemaren kamu makan gak di
abisin ya? nasi nya kamu buang ke tempat sampah"
"hah? kok mbak tahu?"
"tahu donk. Nanti mbak laporin mami loh"
"jangan mbak...jangan donk mbak..ntar aldo di
marahin"
"oke mbak gak akan laporin ke mami, tapi kamu
harus nurut sama mbak.janji?"
"iya deh mbak, Aldo nurut sama mbak"
"Sekarang, mbak udah gak sakit, tapi baju kamu
basah semua tuh gara2 keringet, ayo kamu mandi ya..."
"iya mbak." Dia lalu mengambil handuk dan
masuk kamar mandi.
Aku melepaskan BH ku dan berkata, "sini mbak
mandiin aja, biar cepet supaya gak masuk angin. Sekalian mbak juga mau
mandi" Aku segera masuk, dia sudah membuka baju dan celananya.
Di dalam kamar mandi. Aku segera mengguyur badannya
dengan air. Lalu mengusap-usap tititnya. "DO, makasi ya udah nolongin
mbak..mbak sayang sama kamu. Sini mbak peluk dulu.." Aku pun berjongkok
dan memeluknya.Dia membalas pelukanku "Sama-sama mbak"
Setelah pelukan kami lepas,
"Ehm...titit kamu kotor tuh do. Harus di
bersihin."
"o iya mbak, pake sabun ya?"
"sebelum di sabunin, titit kamu harus di
gosok-gosok dulu biar kotorannya lepas."
"oke sebentar mbak" dia segera
menggosok-gosok titit kecilnya.
"bukan gitu caranya..sini mbak
bersihin.."aku menggosok-gosok dengan tanganku..lalu
"ADUUHH...tangan mbak masi lemes, belom bisa
gosok kenceng2, tapi kalo gak di gosok, nanti kotorannya gak lepas...gimana
ya??" aku pura2 berpikir
"ya udah, biar aldo gosok sendiri aja."
"AH. mbak ada ide, titit aldo di masukin ke
lobang ini aja, terus aldo maju mundur"
"hah? lobang mana mbak?"
"Lobang ini." kataku sambil membuka kaki
lebar-lebar. Jembutku sudah basah dari tadi.
"masukin ke situ mbak?"
"Iya kamu masukin ke sini, coba deh" dia
segera maju. Aku duduk dan mengangkang.
PLESS...tititnya yang kecil masuk ke dalam memeku..
"Sekarang badan kamu maju-mundur" dia maju
munudr
"mbak...kok ngilu si??kayaknya titit aldo
mengembang deh...aduh mbak...sakit"
"tahan do, nanti lama-lama pasti jadi enak deh,
pokoknya kamu maju mundur aja" dan benar saja, tititnya memang mengembang
menjadi besar, memang tidak sebesar titit pria dewasa, namun cukup untuk
membuatku horny.
"AHHHH...Do, ayo do, cepet, kamu maju
mundur.Ahhhh...doooo...."
"MBAKKKK....titit aldo kenapa mbak??
ADUUUHHH...mbak...ngilu mbak"
"GAK PAPA DO..ayo.huhhhhuhhhh...terus do....
terus do huhhhhuhhhhuhhhhuhhhuhhuuu" nafasku makin tersengal.
"MBAKKKK...aldo dah gak tahannn...ngilu "
"ALDOOOOOOO.....AHHHHHH..SHHHHHHHH....."
CROTTTTTT...cairanku keluar tak terbendung...cairan yang kusimpan selama 1
tahun aku tidak ngentot, cairan yang kupendam dari tadi malam, membasahi tubuh
ku dan aldo. Aldo tidak mengeluarkan sperma, karena dia baru 7 tahun, tapi aku
sangat puas dengan tititnya.
"Do.. hyuttttt............."
Kamu jangan
bilang siapa-siapa ya??
Ku ancam, jika dia menceritakan kejadian hari ini, aku mengadukan soal makanannya yang tidak habis.
selepas itu aku langsung ke toilet lagi untuk pipis dan sekalian membasuh lubang pokek ku karena habis dimasuki oleh peler anak kecil itu. aduhhhhhhhhhhhhhh..... nyamannya pokek ku...??
Ku ancam, jika dia menceritakan kejadian hari ini, aku mengadukan soal makanannya yang tidak habis.
selepas itu aku langsung ke toilet lagi untuk pipis dan sekalian membasuh lubang pokek ku karena habis dimasuki oleh peler anak kecil itu. aduhhhhhhhhhhhhhh..... nyamannya pokek ku...??